Jumat, 06 Juli 2018

Haid Berlangsung Lama eeh Terrnyata Keguguran

Oktober 2017 lalu saya mengalami pendarahan yang tidak selesai-selesai. Saya kira haidnya sedang subur-suburnya karena tidak kunjung henti. Sudah 25 hari saya merasakan haid tiada henti. Pernah saya cek ke klinik yang ada bidannya dan ibu bidannya hanya bilang "ini haid biasa kok bu memangkan pengaruh hormon berbeda-beda tapi kalau ibu tidak yakin saya rujuk ke rs ya untuk di usg". Sampailah di rs yang dirujuk klinik tersebut. Kenapa rujukan ya karena mau coba pakai bpjs eh ternyata sampainya di hermina kalau pasien bpjs tuh harus antri dulu dipendaftaran bpjs. Saya sempat antri dan saat nanya baru nomer berapa ternyata antriannya luar biasa. Akhirnya saya dan suami memilih untuk bayar pribadi. Setelah dipanggil dengan dokter kandungan saya diusg melalui bawah (transvaginal). Dilayar dokter menjelaskan bahwa banyak sekali bercak darahnya dan dokter sempat bilang "rahim ibu membesar 10mm, ibu yakin gak hamil ?coba ibu cek urin dulu ya" akhirnya saya cek urin dan menunggu hasil lab 1 jam kemudian. Hasilnya ? Ya tentu saja negative kata dokternya pun dia bilang karena hormon bu kalau mau cepet selesai ya kuret ya bu. Saya kasih obat kalau darahnya tetap keluar ya opsi terakhir harus kuret.

pic by : alodokter.com

Sesampainya dirumah entah mengapa saya kurang yakin dengan dokter itu. Dan bilang kesuami kalau misal dalam dua hari darahnya tetap tidak berhenti kita ke rs.duren tiga ya mau priksa sama dr.fach aja. Suamipun setuju . Ketiga harinya akhirnya saya ke dr.fach dan bilang keluhannya haidnya tidak selesai-selesai dan setelah dicek pakai senter dengan posisi saya yang mengangkang ternyata dokter fach bilang "bu, ini keguguran bu" Lalu dia mengambil pinset dan menunjukkan bakal janin yang ada di vagina saya. Seketika saya dan suami kaget. Kata dr.fach "Jalan satu-satunya kalau mau bersih dikuret bu. Bisa sih pakai obat tapi saya takut gak bersih dan masih ada yang tertinggal, kalau 3 hari masih keluar kesini lagi ya bu". Saya pun langsung parno begitu dengar harus dikuret dan meminta untuk pakai obat saja.

[3 hari kemudian]
Gimana dok? Masih ada nih bu yang tertinggal. Sayapun spontan bilang "kuret aja deh dok, saya takut kalau minum obat lagi gak bersih nanti jadi penyakit" dokternya hanya bilang "ya memang lebih bagus dikuret bu". Dengan dadakan saya menjalani kuret jam 2 siang tindakannya. Sebelum dikuret saya diperiksa darah terlebih dahulu. Saya membawa orang tua saya untuk membantu menjaga Aka kalau dia nyariin saya. Jam 1 siang saya memasuki ruangan tempat saya melahirkan Aka. Dengan posisi yang diatur dengan para suster saya diajak berbicara terus dengan dokter anastesi (dokter bius) dan akhirnya jlep tidak sadar seperti tidur. Saya sadar karena ada bunyi-bunyi berisik dan saya kira masih tindakan dan ternyata setelah melek ada suami saya disamping saya. Saya hanya bertanya "udah selesai a ?" Suami sayapun menjawab "udah de". Saya kembali bertanya"kok cepet banget cuma setengah jam yaa. Aka gimana ? Dia nangis gak ? Udah makan dia ?. Fikiran saya langsung ke Aka karenakan dia gak pernah sedikitpun lepas dari saya. Suami saya menjawab "aka gak nangis kok, udah tidur dan udah makan juga tadi". Proses pasca kuretase sampai saya diperbolehkan pulang sangat lama sekali. Saya masuk ruang bersalin jam 1 dan diperbolehkan pulang jam 7 malam. Orang tua saya sudah gak betah menunggu di rs. Pasca kuretase begitu lama karena biar obat biusnya hilang dulu. Kalau belum hilang badan akan lemas kata susternya.

Pic by : dream.com

Sepulangnya dari rs sesampainya dirumah langsung suami mengubur hasil dari kuretan saya. Dan saya dikamar hanya bisa menangis karena seperti melahirkan tapi tidak ada bayinya. Suami saya hanya bisa bilang "yang sabar de supaya gak seperti ini kamu spiral ya sehabis nifas". Dan akhirnya kita nangis-nangisan dikamar berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar